Minggu, 19 Juni 2016

Kalau Imannya Kuat Pasti Nggak Akan Tergoda!

Saya sebenarnya sudah sangat mengantuk sekali. Tetapi saya semenjak beberapa hari terakhir gatal sekali ingin menulis.

Saya sebenarnya (lagi) sudah mikir dulu sebelum menulis ini. Tetapi kalau pemikiran saya berbeda dengan anda, ya tolong dimaklumi. (Namanya juga penulis amatir, namanya juga imannya masih baru diperkuat).

Beberapa hari ini juga saya melihat tulisan-tulisan wara-wiri di news feed pesbuk saya. Temanya soal warung makan yang ditutup gegara menjual makanan saat bulan puasa. Banyak banget yang berusaha mengungkapkan pendapatnya. Baik yang pro maupun yang kontra. Ada yang menggunakan bahasa halus, tapi ada juga yang frontal.

Katanya begini, “Warung buka saat bulan puasa mah nggak papa. Kita kan harus menghargai yang nggak puasa. Kalau emang dasar imannya kuat pasti nggak akan tergoda”.

Sik, bentar! Sedilit. Masalahnya di dunia ini tidak semua orang imannya sekuat anda. Ada orang-orang yang masih sedang dalam proses pembelajaran untuk memperkuat imannya. Sedang belajar untuk menahan lapar dan haus beserta nafsu supaya pada akhirnya mencapai orang dengan taraf iman yang kuat yang anda bilang tidak akan tergoda.

Saya sendiri sebenarnya juga tidak tahu pasti kenapa insiden mengenai warung yang ditutup secara paksa itu terjadi. Hanya saja saya kecewa dengan komentar-komentar orang mengenai hal tersebut. Terlebih lagi bagi para muslim. Komentarnya kadang terlalu pedas dan frontal. Jangan sibuk berkomentar sana-sini dulu ketika ada sebuah kejadian. Jadilah muslim yang cerdas. Banyak membaca sebelum berkomentar. Kalau tidak terlalu paham dengan urusan rumah tangga orang ya nanti dulu komentarnya.

Well, mungkin nalar kita pada akhirnya akan tetap sulit memahami. Terlebih lagi banyak yang menyatakan pendapat yang pro dan kontra. Terserah anda mau ikut pendapat yang mana. Tapi sampaikanlah pendapat dan dukungan anda dalam wujud yang mencerminkan muslim yang  cerdas.
Kalau masih sulit dipahami juga, mungkin saya akan mengajukan pertanyaan mengenai satu hal. Mungkin jika menurut kalian berjualan makanan saat puasa itu diperbolehkan demi menghargai yang tidak puasa, lalu bagaimana menurut kalian jika menyalakan musik dengan keras di samping orang yang sedang sholat lalu saya bilang “Ah ngga papa. Kalau imannya kuat, sholatnya pasti nggak akan tergoda!”

Selalu ada cara bagi setiap masalah agar terselesaikan. Seperti pada pertanyaan saya. Kalau ada yang ingin mendengarkan musik tetapi ada yang sedang sholat, ya pakai saja headset. Kalau tetap ingin berjualan saat bulan puasa ya tidak apa-apa, tapi kan bisa ditutupi atau dijualnya hanya kepada yang benar-benar tidak berpuasa saja seperti ibu hamil, menyusui, wanita yang sedang menstruasi, anak yang belum baligh, atau non muslim.


Selalu ada cara juga untuk menyampaikan pendapat dengan baik. Jadilah muslim yang cerdas.

Tidak ada komentar: