Jumat, 02 Maret 2018

Lesson Learning : No Pain, No Gain.


Jum’ah Mubarak!

Hari ini adalah hari ini adalah hari baik lho, gaes. Guess why? Because it’s Jum’ah. Yeay!

So, what kind of topic that am I gonna write down here? It’s about lesson life, gaes.

Pagi ini saya sedang berada di depan rumah. Saya tiba-tiba melihat seorang bapak berusia seusia Bapak saya (dan konon memang dia adalah teman Bapak saya).

Sedari saya masih SMP saya sering sekali melihat bapak ini berangkat kerja atau kadang –kadang juga saat beliau pulang dari bekerja dengan naik sepeda onthel. Selalu naik sepeda onthel dan memberikan senyum terbaiknya saat kebetulan berpapasan dengan saya. 

Setelah saya lulus kuliah pun saya masih sering berpapasan dengan bapak itu. Dan beliau masih setia naik sepeda onthelnya. Tetapi ada yang berbeda pagi ini. Setelah lebih dari satu semester saya tida melihat Bapak bersepeda onthel itu (dikarenakan saya merantau ke tempat yang which is now become my second favorite city after Jogja), pagi ini saya melihat bapaknya naik motor bagus!

Masih dengan senyum yang sama Beliau menyapa saya. And this mouth open up automatically with kind of sentence, “Alhamdulillah, akhirnya Bapaknya udah naik motor sekarang.”

Saya ikut senang, gaes. Seriously!

Ada lagi satu bapak yang juga mungkin seusia bapak saya. Bapak ini adalah penjaja burjo langganan dari jaman mbah putri saya masih sehat sampai di panggil Alloh kami masih sering beli.
Dari jaman old juga, jaman saya berseragam merah-putih  sampai kira-kira saya SMA bapak burjo itu selalu  mendorong gerobaknya. Panas-panas mendorong gerobak yang sepertinya berat keliling kampung-kampung.

Setelah saya kuliah, Bapak penjaja burjo itu muncul dengan profesi yang masih sama tapi sudah menggunakan motor yang bagus merk Honda, gaes. And I was really happy to see it that time. Alhamdulillah, setidaknya bapak penjaja burjo sudah tidak capek lagi mendorong gerobaknya.

Ada satu lagi sebenarnya. Bapak-bapak yang dulu seringnya naik sepeda onthel kemana-mana. That was my father. He always send me to school with his onthel yang nggak ada remnya gaes. Can you imagine? Hahahaha.. Gausah dibayangin, beraaat! Cukup kami aja dulu yang menjalankan.

But Alhamdulillah. Prise be to Alloh Subhanahu Wata’ala, sekarang sudah bisa pergi kemana-mana tanpa kehujanan ataupun kepanasan.

So where’s the main idea of this story? Hahaha, sabar dong gaes.

Jadi intinya, all the things that we want in this life have their own times to became true. Semua mimpi kita itu butuh waktu untuk menjadi nyata dan terkabul. Kalau bukan hari ini ya besok, kalau bukan besok ya lusa, atau nanti. Atau bahkan bisa diganti dengan yang lebih baik.

Bisa jadi hari ini hanya naik sepeda. Tapi mana kita tahu kan ternyata Alloh mengganjar setiap kayuhan yang kita lakukan untuk mencari keberkahannya? Kan kita nggak  pernah tahu mana yang diberkahi oleh Alloh. Yang naik Roll Royce atau yang naik onthel.

Teruntuk kamu gaes-gaes yang sudah terlahir dengan banyak fasilitas dan diberi kemudahan dalam hidup, ya disyukuri. Alhamdulillah kalau sesekali bisa kasih tebeng ke temen atau sodara yang membutuhkan.

Teruntuk yang maih berusaha ayooo berusaha terus. No Pain, No Gain, katanya. Jangan putus harapan. Jangan putus doa. Kalau masih belum dijawab doanya, anggap saja Alloh senang mendengar doa-doa kita dan ingin agar kita terus mengulang-ulangnya.

Alloh sudah janjikan kok. Sampai dua kali bahkan di surat Al Insyirah. Biar kita ini yakin, gaes. Faa inna ma’al usri yusro.. Inna ma’al usri yusro. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. The key is "Put your TRUST in Alloh".

Lets chase our dream!

Mimpi Alma juga masih satu nih yang belum terwujud. Ups.

 See ya in the next story, gaes.