Sabtu, 21 April 2012


Islam adalah Jalan

            Terkadang dalam langkah hidup kita, kita masih saja selalu meragukan pilihan kita. Apakah ini benar jalanku? Apakah agama ini benar? Apakah Islam akan benar-benar menjaminku?
            Setan masih juga meniupkan keragu-raguan dalam hati kita. Mencoba mencari celah ketika kita lengah. Tapi wahai manusia, masih kurang yakinkah kita? Bahwa sudah jelas bukti-bukti yang telah Allah SWT berikan. Janji-jani yang telah Allah SWT berikan? Mengapa kita masih meragukannya? Bukankah sudah sampai pada telinga kita mengenai seorang utusan. Seorang Rasul yang sangat mulia.
            Sebagaimana dalam firman Allah dalam Qur’an surah Yusuf 108 :
Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik."
            Rasulullah mengajak kita dengan hujjah yang nyata. Lalu apa lagi yang kini menjadi keraguan? Betapa Allah SWT telah benar-benar menjamin kita dengan Islam. Melalui Islam lah kita dapat selamat dunia dan akhirat karena Islam lah yang menjangkau segala aspek kehidupan kita.
            Cinta kasih Allah Azza Wa Jalla telah dilimpahkan kepada manusia dalam wujud Islam. Sebagai agama kita, tuntunan kita, yang mengatur kita, dan menjamin kita. Tak ada keraguan sedikitpun. Karena Islam adalah jalan yang akan menjadi cahaya dan pelindung bagi setiap manusia. Jalan yang akan membawa kita kepada Allah. Jalan yang tak ada keraguan sedikitpun di dalamnya.

SURATUN ALMAIDAH
PSIK/2010
STAFF KEMUSLIMAHAN

Selasa, 17 April 2012

PUISI


I’m Back

Hari ini aku bangun dengan perasaan lebih baik.
Ku pikir alam semesta tidak mendengarkanku ketika aku merengek seperti anak kecil.
Ia bahkan menyiapkan ini dengan indah, lebih indah dari yang kubayangkan.
Aku seperti terlahir dengan semangat baru, seperti merpati yang baru saja terlepas dari sangkar emasnya.
Seperti kupu-kupu yang baru saja terbebas dari metamorfosenya.
Mereka menyadarkanku bahwa, aku tak sepenuhnya sendiri, karena masih ada ribuan kupu-kupu yang menantiku dalam taman istana,
Mengayunkan sayap-sayap kecilnya melambai kearahku, mengggandengku mengelilingi bunga-bunga yang harumnya memancarkan kasih.
Kasih di musim semi yang tak akan pernah sedikitpun layu.
Masih ada ribuan merpati yang merengkuhku, membawaku terbang menuju singgasana, dan mempersembahkan padaku jamuan terindah sepanjang masa.
Tidak ada yang meninggalkanku, ketika hembusan angin semilir berbisik sambil menyibakkan rambutku.
Kini aku kembali, duduk dalam ruanganku dan mulai merasa nyaman dengan sorot dari sinar matahari yang memasuki ruanganku.

PUISI TAHUN BARU


Ya Rabb
(Setahun Telah Berlalu)

 Oleh : Suratun Almaidah


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Wahai Tuhan, ya Rabb kami.
Yang hanya dalam genggaman-Mu lah sang waktu berjalan..
Waktu yang terus maju meninggalkan kami..
Berlari tanpa menunggu kami..

Setahun berlalu..
Meninggalkan kami yang masih duduk termangu..
Masih duduk termangu.
Masih sibuk dengan kesenangan-kesenangan duniawi..

Ya Rabb, yang dalam kekuasaan-Mulah seluruh isi bumi dan langit..
Setahun berlalu..
Dan masih begitu seringnya kami mengabaikan panggilan-Mu..
Kami bahkan lebih rendah daripada budak-budak, yang akan menurut ketika tuannya memanggil..
Kami..
Mengabaikan hukum-hukum dari-Mu yang berlaku atas kami..
Menjadikan kisah Muhammad bukan sebagai tauladan, namun hanya sebagai pengantar tidur belaka..

Setahun berlalu..
Kami masih menutup rapat-rapat telinga kami..
Kami memalingkan muka dan berpura-pura untuk tidak tau..
Bahwa firman-Mu adalah nyata..
Bahwa kalam-kalam-Mu telah terabadikan dalam kertas, menjadi sebuah pegangan nan suci..

Ya Rabb, yang maha segalanya.. Raja diraja yang mengusai segalanya..
Dan setahun berlalu...
Kami masih dengan kemunafikan kami..
Berjalan congkak..
Penuh kesombongan dalam dada kami..
Bahkan kami tidak mau menengadahkan tangan untuk meminta..
Padahal kami ini hanyalah seorang hamba..
Yang lemah..
Yang hina..
Yang bahkan mungkin tak pantas mencium bau surga-Mu..

Ya Rabb, yang bahkan apabila seluruh air laut dijadikan tinta, pun tak akan mampu menuliskan, betapa banyak rahmat yang telah Engkau berikan..
Namun setahun berlalu, kami masih saja mengingkari nikmat-nikmat-Mu..
Yang kami anggap bahwa itu hasil jerih payah kami sendiri, tanpa ada campur tangan dari-Mu..
Betapa kami telah kufur nikmat..

Ya Rabb, ya Ghoffur..
Maaf kan lah kami..
Jika kami masih melihat yang tidak halal bagi kami untuk kami lihat..
Jika kami masih belum dapat menundukkan pandangan kami..

Ya Rabb, ya Rahman ya Rokhim..
Maafkan lah kami..
Jika kami masih mendengarkan hal-hal yang tak membawa sedikit pun manfaat bagi kami..

Ya Rabb, yang memiliki segala pengampunan..
Maafkan lah kami..
Apabila masih banyak kata-kata tercela yang keluar dari mulut kami..
Ketika kami membuka aib-aib orang lain..
Menggunjing dan memfitnah orang lain..

Ya Rabb, yang berkuasa membolak-balikkan hati manusia,,
Maafkanlah jika iman kami masih lemah..
Terlalu lemah untuk menahan rintangan..

Ampunilah kami ya Rabb..
Jika  setahun berlalu
Dan kami masih menjadi anak tidak berbakti bagi orang tua kami..
Ampunilah ya Rabb..
Jika sholat lima waktu masih terasa berat bagi kami..
Jika kami terlalu sering mengabaikan panggilan-Mu..
Ampunilah kami wahai Rabb kami..
Jika kami masih terlalu sayang dengan harta kami,
Masih memikirkan perut kami sendiri..
Ampunilah kami ya Rabb..
Apabila mulut kami bahkan tak pernah basah oleh dzikir-dzikir atas peng-agungan asma-Mu..
Ampunilah hamba-hamba-Mu ini yang telah terjerumus jauh dalam lembah yang gelap dan penuh dengan dosa..

Wahai Rabb yang maha Tinggi..
Kami mengharap tuntunan dari-Mu agar kami keluar dan mampu menuju cahaya-Mu..
Yang akan mampu membawa kami dalam pelukan-Mu sepanjang tahun yang akan berlalu..

Amien.. Amien.. Amien ya Rabbal ‘alamin..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

CERMIN

 

Aku kembali tiba pada malam hari..

Gelap..

Dingin..

Dan mati..

 

Aku menatap cerminku...

Tapi ia tak menampakkan wajahku..

Ada bayangan lain disana..

Yang samar-samar tak dapat terjamah oleh indraku..

 

Aku tak dapat lagi mengerti..

Ingin rasanya kupecahkan cermin itu..

Tapi malam tak akan berakhir dengan itu..

Malam akan tetep membelengguku dengan kesunyiannya..

 

Kugenggam cerminku..

Biar kusimpan rapi di dalam almariku..

Tersimpan bersama bayangan yang ia pantulkan..

Dan aku akan menikmati malamku hingga pagi menjemput..