Minggu, 24 Mei 2015

Selamat malam, kawan usang..

Apa kau kemarin mencari kartu ucapan dalam bungkus energ*n dariku?
Ah, maaf kawan. Kau seperti tak tau saja kebiasaan kawan usangmu ini.
Sedari dulu selalu tepat menyiapkan kado namun terlambat memberikan karena bingung memberi ucapan.

Apa lagi yang harus kuucapkan padamu?
Ketika doa-doa sudah terlontar ke langit.

Baiklah, supaya terlihat lebih afdol akan tetap kutuliskan untuk kau ya?
Dari kawan usangmu ini.

Bagaimana kalau kita mulai dari semangat dulu?
Masih seberapa semangatmu saat ini untuk menjalani profesi? 90%? 50%? atau malah sudah habis terkikis oleh stase yang saat ini kau jalani?
Ah tinggal sedikit lagi. Selalu ingatlah tinggal sedikit lagi.
Kau selalu bisa menjadikanku tempat untuk kembali, dengan segala keluh kesahmu.
Meski aku tak pernah menjadi tempat terbaik untuk kembali.
Aku tahu aku buruk dalam hal itu.
Tapi setidaknya sesekali kau bisa mengandalkanku.
Kalau aku tidak bisa diandalkan maka selalulah ingat 2 kata mustajab yang akan kawan usangmu.
Yang pertama "faa inna ma'al usri yusro." Kau pasti tau kan apa artinya? Ah kau kan jauh lebih pintar dariku.
Maka ingatah kata itu dan berharaplah semua hal yang memuakkan ini akan segera berlalu.
Kau tak sabar menunggu kata kedua? Baik lah akan ku beri tahu.
Kata kedua kau juga pasti pernah mendengar "Laa tahzan innalloha ma'ana."

Jika aku kau tidak bisa mengandalkanku sebagai kawan usangmu sebagai tempat kembali untuk berkeluh kesah. Maka ingatlah kedua kata-kata pamungkas itu. Bahwa segalanya akan segera berlalu. Akan segera berganti dengan kebaikan. Kebaikab yang mendewasakanmu.

Maka usia hanyalah sebuah hitungan angka ketika kau menjadi lebih dewasa. Maka yang terpenting adalah menjadikan waktumu tak terlewatkan untuk hal-hal tidak penting.

Dengan begitu, aku berharap, waktu dalam usiamu akan bermanfaat dan berkah selalu.

Dari kawan usangmu
Almaidah Swan