Saya sebenarnya sudah sangat mengantuk
sekali. Tetapi saya semenjak beberapa hari terakhir gatal sekali ingin menulis.
Saya sebenarnya (lagi) sudah
mikir dulu sebelum menulis ini. Tetapi kalau pemikiran saya berbeda dengan
anda, ya tolong dimaklumi. (Namanya juga penulis amatir, namanya juga imannya masih baru diperkuat).
Beberapa hari ini juga saya melihat
tulisan-tulisan wara-wiri di news feed
pesbuk saya. Temanya soal warung makan yang ditutup gegara menjual makanan saat
bulan puasa. Banyak banget yang berusaha mengungkapkan pendapatnya. Baik yang
pro maupun yang kontra. Ada yang menggunakan bahasa halus, tapi ada juga yang
frontal.
Katanya begini, “Warung buka saat
bulan puasa mah nggak papa. Kita kan harus menghargai yang nggak puasa. Kalau
emang dasar imannya kuat pasti nggak akan tergoda”.
Sik, bentar! Sedilit. Masalahnya
di dunia ini tidak semua orang imannya sekuat anda. Ada orang-orang yang masih
sedang dalam proses pembelajaran untuk memperkuat imannya. Sedang belajar untuk
menahan lapar dan haus beserta nafsu supaya pada akhirnya mencapai orang dengan
taraf iman yang kuat yang anda bilang tidak akan tergoda.
Saya sendiri sebenarnya juga
tidak tahu pasti kenapa insiden mengenai warung yang ditutup secara paksa itu
terjadi. Hanya saja saya kecewa dengan komentar-komentar orang mengenai hal
tersebut. Terlebih lagi bagi para muslim. Komentarnya kadang terlalu pedas dan
frontal. Jangan sibuk berkomentar sana-sini dulu ketika ada sebuah kejadian.
Jadilah muslim yang cerdas. Banyak membaca sebelum berkomentar. Kalau tidak
terlalu paham dengan urusan rumah tangga orang ya nanti dulu komentarnya.
Well, mungkin nalar kita pada
akhirnya akan tetap sulit memahami. Terlebih lagi banyak yang menyatakan
pendapat yang pro dan kontra. Terserah anda mau ikut pendapat yang mana. Tapi
sampaikanlah pendapat dan dukungan anda dalam wujud yang mencerminkan muslim
yang cerdas.
Kalau masih sulit dipahami juga,
mungkin saya akan mengajukan pertanyaan mengenai satu hal. Mungkin jika menurut
kalian berjualan makanan saat puasa itu diperbolehkan demi menghargai yang
tidak puasa, lalu bagaimana menurut kalian jika menyalakan musik dengan keras
di samping orang yang sedang sholat lalu saya bilang “Ah ngga papa. Kalau
imannya kuat, sholatnya pasti nggak akan tergoda!”
Selalu ada cara bagi setiap
masalah agar terselesaikan. Seperti pada pertanyaan saya. Kalau ada yang ingin
mendengarkan musik tetapi ada yang sedang sholat, ya pakai saja headset. Kalau
tetap ingin berjualan saat bulan puasa ya tidak apa-apa, tapi kan bisa ditutupi
atau dijualnya hanya kepada yang benar-benar tidak berpuasa saja seperti ibu
hamil, menyusui, wanita yang sedang menstruasi, anak yang belum baligh, atau
non muslim.
Selalu ada cara juga untuk
menyampaikan pendapat dengan baik. Jadilah muslim yang cerdas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar