Jum’ah Mubarak!
Hari ini adalah hari ini adalah
hari baik lho, gaes. Guess why? Because it’s Jum’ah. Yeay!
So, what kind of topic that am I
gonna write down here? It’s about lesson life, gaes.
Pagi ini saya sedang berada di
depan rumah. Saya tiba-tiba melihat seorang bapak berusia seusia Bapak saya
(dan konon memang dia adalah teman Bapak saya).
Sedari saya masih SMP saya sering
sekali melihat bapak ini berangkat kerja atau kadang –kadang juga saat beliau
pulang dari bekerja dengan naik sepeda onthel. Selalu naik sepeda onthel dan
memberikan senyum terbaiknya saat kebetulan berpapasan dengan saya.
Setelah saya lulus kuliah pun
saya masih sering berpapasan dengan bapak itu. Dan beliau masih setia naik
sepeda onthelnya. Tetapi ada yang berbeda pagi ini. Setelah lebih dari satu
semester saya tida melihat Bapak bersepeda onthel itu (dikarenakan saya
merantau ke tempat yang which is now become my second favorite city after Jogja),
pagi ini saya melihat bapaknya naik motor bagus!
Masih dengan senyum yang sama
Beliau menyapa saya. And this mouth open up automatically with kind of sentence,
“Alhamdulillah, akhirnya Bapaknya udah naik motor sekarang.”
Saya ikut senang, gaes. Seriously!
Ada lagi satu bapak yang juga
mungkin seusia bapak saya. Bapak ini adalah penjaja burjo langganan dari jaman
mbah putri saya masih sehat sampai di panggil Alloh kami masih sering beli.
Dari jaman old juga, jaman saya
berseragam merah-putih sampai kira-kira
saya SMA bapak burjo itu selalu
mendorong gerobaknya. Panas-panas mendorong gerobak yang sepertinya
berat keliling kampung-kampung.
Setelah saya kuliah, Bapak
penjaja burjo itu muncul dengan profesi yang masih sama tapi sudah menggunakan
motor yang bagus merk Honda, gaes. And I was really happy to see it that time.
Alhamdulillah, setidaknya bapak penjaja burjo sudah tidak capek lagi mendorong
gerobaknya.
Ada satu lagi sebenarnya.
Bapak-bapak yang dulu seringnya naik sepeda onthel kemana-mana. That was my
father. He always send me to school with his onthel yang nggak ada remnya gaes.
Can you imagine? Hahahaha.. Gausah dibayangin, beraaat! Cukup kami aja dulu
yang menjalankan.
But Alhamdulillah. Prise be to
Alloh Subhanahu Wata’ala, sekarang sudah bisa pergi kemana-mana tanpa kehujanan
ataupun kepanasan.
So where’s the main idea of this
story? Hahaha, sabar dong gaes.
Jadi intinya, all the things that we want in
this life have their own times to became true. Semua mimpi kita itu butuh waktu
untuk menjadi nyata dan terkabul. Kalau bukan hari ini ya besok, kalau bukan
besok ya lusa, atau nanti. Atau bahkan bisa diganti dengan yang lebih baik.
Bisa jadi hari ini hanya naik
sepeda. Tapi mana kita tahu kan ternyata Alloh mengganjar setiap kayuhan yang
kita lakukan untuk mencari keberkahannya? Kan kita nggak pernah tahu mana yang diberkahi oleh Alloh.
Yang naik Roll Royce atau yang naik onthel.
Teruntuk kamu gaes-gaes yang
sudah terlahir dengan banyak fasilitas dan diberi kemudahan dalam hidup, ya
disyukuri. Alhamdulillah kalau sesekali bisa kasih tebeng ke temen atau sodara
yang membutuhkan.
Teruntuk yang maih berusaha ayooo
berusaha terus. No Pain, No Gain, katanya. Jangan putus harapan. Jangan putus
doa. Kalau masih belum dijawab doanya, anggap saja Alloh senang mendengar
doa-doa kita dan ingin agar kita terus mengulang-ulangnya.
Alloh sudah janjikan kok. Sampai
dua kali bahkan di surat Al Insyirah. Biar kita ini yakin, gaes. Faa inna ma’al
usri yusro.. Inna ma’al usri yusro. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. The key is "Put your TRUST in Alloh".
Lets chase our dream!
Mimpi Alma juga masih satu nih
yang belum terwujud. Ups.
See ya in the next story, gaes.